Jumat, 18 Desember 2020

Bekal Mencari Ilmu Menurut Imam Syafi'i - Plus 10 Prinsip

Bekal Mencari Ilmu Menurut Imam Syafi'i

Bekal mencari ilmu : Komponen keempat kesuksesan dalam menuntut ilmu adalah bekal. Bekal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menuntut ilmu. Seorang pelajar tentunya sangat membutuhkan buku-buku dan alat-alat tulis, biaya perjalanan, dan ongkos hidup selama ia menuntut ilmu. Karena itu, bekal adalah salah satu faktor yang harus dipersiapkan seseorang ketika ia hendak menuntut ilmu. 


bekal mencari ilmu
Bekal mencari ilmu

Bekal para Ulama dalam Menuntut Ilmu

Kita belajar tentang bekal menuntut ilmu dari kisah para ulama.

Diriwayatkan, menjelang keberangkatan Abdul Qadir Jaelani ke Baghdad untuk menuntut ilmu, ibunya membekali Abdul Qadir dengan 80 keping uang emas yang dijahitkan pada bagian dalam mantelnya, persis di bawah ketiaknya.

Uang ini adalah warisan dari almarhum ayahnya, dimaksudkan untuk menghadapi masa-masa sulit. Kala hendak berangkat, sang ibu berpesan agar Abdul Qadir tidak berdusta dalam segala keadaan. Sang anak berjanji untuk seantiasa mencamkan pesan tersebut.

Bagitu kereta yang ditumpanginya tiba di Hamadan, mereka dihadang segerombolan perampok. Kala menjarah, para perampok itu sama sekali tak memperhatikan Abdul Qadir karena ia tampak begitu sederhana dan miskin.

Kebetulan salah seorang perampok menanyainya : “Apakah ia mempunyai uang atau tidak?”

Ingat akan janjinya kepada sang ibu, si kecil Abdul Qadir segera menjawab, “Ya, aku mempunyai 80 keping uang emas yang dijahitkan di dalam baju oleh ibuku”.

Tentu saja para perampok itu terkejut keheranan. Mereka lalu membacanya kepada pemimpinnya, lalu menanyainya, dan mendapat jawaban yang sama.

Begitu jahitan pada baju Abdul Qadir dibuka, didapati 80 keping uang emams, sebagaimana dinyatakannya. Sang kepala perampok terkagum-kagum. Abdul Qadir kemudian menceritakan perjalannya yang membuat kepala perampok menangis dan jatuh terduduk di kaki Abdul Qadir, dan menyesali semua dosa yang dilakukannya.

Kisah ini menggambarkan bagaimana kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang hendak pergi belajar. Sang ibu memberikan 3 bekal menuntut ilmu pada putranya : restu, nasehat, dan uang yang cukup banyak untuk ukuran saat itu.

Isham Yusuf al Balakhi ketika suatu hari mendengar pembahasan sebuah masalah, segera ia membeli sebuah pena seharga satu dinar agar bisa segera menuliskannya seraya berkata, 

“Umur amat singkat dan ilmu amat banyak, maka sudah sewajarnya seorang pelajar tidak menyia-nyiakan waktunya. Raih setiap kesempatan, selalu dekat dengan ulama dan mengambil manfaat dari mereka, karena apa yang telah berlalu tak mungkin bisa dikejar. Saya tidak mampu mengejar apa yang telah berlalu hanya dengan penyesalan atau kalimat ‘kalau saja’ dan ‘seandainya’.”

Ya, jika ada ilmu yang lewat langsunglah tangkap, jika dibiarkan hanya penyesalan yang kita dapat. Tapi, untuk menangkap ilmu kita perlu alat. Pena dan kertas di tangan harus selalu lekat. Tapi, bagaimana alat-alat itu bisa kita dapat jika masalah bekal tak pernah kita ingat. Bisa kita bayangkan bekal menuntut ilmu yang sudah beliau siapkan?

Muhammad bin Salam al Bikandi, guru Imam Bukhari pada suatu hari menghadiri sebuah majelis ilmu. Pada waktu itu, gurunya sedang mendiktekan hadits kepada murid-muridnya. Di tengah keasyikannya menulis, tiba-tiba penanya patah. Saat itu juga beliau beseru, “Siapa di anatara kalian yang mau menjual pena miliknya seharga satu dinar ( satu harga yang telalu mahal untuk sebuah pena )?” Semua orang yang mendengar berdatangan kepadanya untuk menjual pena.

Abu Ghuddah berkata, “Ketahuilah bahwa segala biaya mahal yang beliau keluarkan, tidak lain dan tidak bukan, karena beliau mengetahui arti dan nilai waktu yang begitu mahal dan pentingnya ilmu yang didiktekan kepadanya”.

Sahabat sekalian, fahamilah keterangan ini. Persiapkanlah bekal jika Anda hendak belajar. Persiapkan bekal menuntut ilmu berupa uang, alat tulis, makanan dan minuman, serta semua perlengkapannya yang memang diperlukan demi kesuksesan dalam belajar.

Prinsip Menuntut Ilmu

Sebagai tambahan, berikut ini 10 prinsip yang perlu dimiliki oleh semua pembelajar sebagai bekal menuntut ilmu. Ini juga merupakan sebagaian ada dalam menuntut ilmu.

1. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah

Semua yang terjadi pada manusia sudah diatur oleh Allah. Tidak ada satu pun kejadian atau peristiwa yang terjadi di dunia ini melainkan atas izin Allah. Apa yang kita terima semuanya merupakan pemberian dari Allah. Ilmu semuanya miliki Allah dan hanya diberikan kepada yang dikehendaki-Nya.

Oleh karena itu, hal prinsip pertama yang perlu dimiliiki adalah perasaan lemah dan tidak berdaya kecuali atas pertolongan Allah. Meminta tolong supaya dikuatkan niat dalam menuntut ilmu dan minta tolong diberi keikhlasan selama prosesnya.

Ketika prinsip pertama ini sudah kita miliki, maka ketawaqalan kepada Allah akan semakin kuat. Dan sebagaimana Allah sebutkan di dalam Al Quran bahwa barang siapa yang benar-benar bertawakal, maka Allah akan memberinya rizki. Diberi rizki seperti Allah memberi rizki burung yang yang berangkat dalam keadaan lapar, dan pulang dalam keadaan kenyang.

Dan seperti kita ketahui bersama, rizki itu bukan hanya harta atau uang saja, tapi ilmu juga termasuk rizki. Prinsip ini merupakan bekal menuntut ilmu yang utama.

2. Membersihkan niat

Seperti yang Rasulullah saw sabdakan bahwa segala amal itu tergantung pada niatnya. Semua yang dilakukan baik itu suka maupun duka selama menuntut ilmu bisa bernilai ibadah ataupun sebaliknya tergantung pada niatnya.

Ketika niatnya untuk dunia, maka dia akan mendapatkan dunia saja. Tapi ketika niatnya ikhlas, maka insyaAllah dia akan mendapatkan dunia dan juga akhirat.

Hal penting yang perlu diwaspadai bagi setiap orang yang menunut ilmu adalah riya atau tidak ikhlas. Selain tidak akan mendapatkan pahala, ia juga akan mendapatkan adzab. 

Di dalam hadits riwayat Muslim 1905 dikatakan bahwa nanti pada hari kiamat akan Allah panggil orang yang mempelajari ilmu. Ketika ditanya apakah ia ikhlas? Ternyata dijawab oleh Allah sebagai dusta/bohong. Ternyata ia belajar ilmu karena ingin dikatakan sebagai ‘alim, orang pintar atau orang yang berilmu. Maka Allah perintahkan malaikat untuk menyeretnya kedalam neraka. (Naudzubillahi min dzalik). Semoga kita dijauhkan dari sifat seperti ini.

3. Memohon Taufik kepada Allah 

Menyadari bahwa ilmu yang didapatkan itu semua bersumber dari Allah, dan ilmu tersebut tidak akan bisa bermanfaat kecuali atas izin Allah. Berapa banyak manusia yang mempunyai banyak ilmu, akan tetapi belum bisa untuk mengaplikasikan atau menerapkan ilmu yang dimilikinya. 

Orang yang diberi taufik oleh Allah, maka buka saja ia memiliki ilmunya, akan tetapi ia juga diberi kekuatan oleh Allah untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan illmu yang dimilikinya.

Senantiasa memohon ilmu kepada Allah merupakan perintah yang diberikan kepada Nabi-nya seperti tercantum di al Quran surat Thaha ayat 114. 

“Dan katakanlah wahai Rabbu, tambahkanlah ilmu untukku”

Dan salah satu doa dari Nabi Ibrahim adalah meminta hikmah dan memohon dimasukkan ke dalam golongan orang-orang shaleh ( Asy Syu’ara : 83 )

4. Menjaga hati senantiasa sehat

Nabi Muhammad bersabda bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, dan ia yang akan menentukan apakah jasad itu baik atau buruk. Ketika hati itu baik maka jasadnya pun akan menjadi baik. Dan begitupun sebaliknya, ketika hati itu jelek, maka jasadnya pun akan menjadi jelek.

Salah satu ikhtiar untuk menjaga hati adalah dengan memperbanyak ibadah seperti shalat.

Dan ikhtiar yang perlu dilakukan untuk menjaga hati supaya sehat adalah menghindari penyakit-penyakit hati. Penyakit hati terbagi menjadi 2, yaitu syahwat dan syubhat.

5. Miliki kecerdasan

Allah sudah mengaruniakan manusia kecerdasan, dan Allah pun telah membaginya berbeda-beda kepada setiap manusia. Ada yang Allah beri kecerdasan lebih yang didapat dengan usaha yang sedikit, tapi ada juga yang Allah beri kecerdasan yang didapatkan dengan ikthiar lebih besar.

6. Semangat untuk menuntut ilmu

Sudah menjadi fitrah manusia ketika dia tahu apa yang akan didapat dari yang dikerjakan, maka ia akan semangat. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang yang menuntut ilmu tahu apa saja keutamaan yang akan diperoleh. 

Dengan tahu apa manfaat dari menutut ilmu, insyaAllah dia akan memiliki semangat. Dan dengan semangat inilah ilmu akan semakin mudah didapatkan. Semua halangan akan dilalui dan keinginan untuk menambah ilmu akan terus berkobar.

7. Sungguh-sungguh dan istiqomah

Setiap kesuksesan memerlukan kesungguhan dan keistiqomahan dalam melakukan apa yang perlu untuk dilakukan. Tidak ada orang yang sukses dengan malas-malas. 

Menuntut ilmu seperti bertani dimana ia memerlukan ikhtiar yang banyak dan juga istiqomah. Menjaga tanaman tumbuh subur dengan memberinya pupuk dan juga menyingkirkan hama atau juga rumput yang bisa mengganggu pertumbuhan benih. 

Ketika semua itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka dia baru bisa mendapatkan hasilnya.

8. Konsentrasi atau fokus

Segala sesuatu yang dilakukan dengan fokus atau konsetrasi maka hasilnya akan lebih baik dan sempurna. 

9. Mempunyai guru

Ilmu dari Allah memerlukan perantara untuk bisa mendapatkannya. Dan perantara yang terbaik adalah seorang guru. Melalui guru kita bisa belajar lebih mudah karena ia akan menunjukkan apa yang perlu dilakukan untuk bisa mendapatkan ilmu yang diinginkan. Dan ia juga bisa memberi kita evaluasi atau menegur apabila kita melakukan kesalahan.

Hindari belajar hanya dengan bermodalkan buku. Hal ini sangat berbahaya karena rawan dalam miss komunikasi, atau salah memahami isi atau tujuan dari si penulis.

10. Memiliki nafas panjang

Menuntut ilmu merupakan perjalanan panjang yang hanya akan berakhir ketika meninggal dunia. Dan ilmu juga hanya akan bisa dinikmati hasilnya memerlukan waktu yang panjang. Oleh karena itu merupakan prinsip yang harus dipegang oleh orang yang menuntut ilmu bahwa ia harus memiliki nafas panjang.

Semoga artikel tentang bekal menuntut ilmu dan juga adab mencari ilmu ini bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bekal Mencari Ilmu Menurut Imam Syafi'i - Plus 10 Prinsip

Bekal Mencari Ilmu Menurut Imam Syafi'i Bekal mencari ilmu : Komponen keempat kesuksesan dalam menuntut ilmu adalah bekal. Bekal merupa...